Cerita Awal Mengenal Internet Marketing 2010 dan Menekuninya Sampai Sekarang

Riyan-P-5.png
Riyan Putra
Digital Profit Maker

1. Tinggal di Kantor

Awal pertama kali saya mengenal internet marketing (secara tidak sengaja) adalah tahun 2010.

Saat itu saya belum menikah dan masih bekerja di Jakarta Barat tepatnya di sebuah perusahaan distributor alat electrical control dan instrumentasi untuk berbagai industri.

Jika jalanan lancar, waktu tempuh dari tempat tinggal saya di Tangerang (kabupaten) ke Jakarta Barat tidaklah terlalu jauh, hanya sekitar 40 menit.

Tapi karena kemacetan parah, durasi perjalanan bisa menjadi 2 jam. Dan itu terjadi hampir setiap hari saat berangkat dan pulang kerja.

Kemacetan seperti itu tentu saja membuat saya lelah dan frustrasi. Akhirnya saya coba memberanikan diri meminta izin kepada Bos untuk tidur di kantor.

Dan ternyata diizinkan karena kebetulan di lantai paling atas memang ada kamar tidur, kamar mandi, bahkan dapur kecil.

2. Membeli Produk Informasi

Di kantor ini koneksi internet super kencang dan juga penggunaannya tidak dibatasi (unlimited).

Saya diizinkan oleh Bos untuk mengggunakan komputer dan internet kantor di luar jam kerja untuk belajar apapun.

Dan suatu hari ketika sedang browsing, baca artikel di sebuah blog, saya menemukan iklan tentang cara menghasilkan uang di internet.

Iklan itu saya klik, ternyata menuju ke sebuah halaman website yang berisi penawaran bombastis.

Yang ditawarkan adalah sebuah produk informasi, dokumen pdf (ebook) dengan pembahasan detil bagaimana mengubah pengetahuan dan keahlian menjadi uang.

Singkat cerita saya membelinya dan mempelajarinya.

Saat itu memang masih booming produk informasi bernama Formula Bisnis karya Joko Susilo. Tapi yang saya beli bukan produk tersebut melainkan produk sejenisnya.

Karena saya masih bingung belum tau apa pengetahuan dan keahlian yang bisa dijual, selain itu juga terkendala skill teknis maka saya belum bisa mempraktekan isi ebooknya.

3. Mencoba Alternatif

Ternyata si penjual produk membuka program affiliate.

Saya bisa mempromosikan ebook miliknya, dan jika terjadi penjualan dari link referral (link affiliate) saya, maka saya akan mendapat komisi.

Tentu ini jadi alternatif yang bagus dan bisa saya lakukan sebelum punya kemampuan membuat produk sendiri.

Si pemilik produk menyediakan panduan promosi dari mulai SEO, pasang iklan baris gratis, menjadi guest blog, dan panduan viral marketing dengan membagikan ebook gratis.

Tapi karena saya masih bekerja normal dan hanya memiliki sedikit waktu luang sehingga cara promosi gratis seperti itu tidak bisa saya lakukan secara maksimal.

4. Mengenal Iklan PPC

Di situs lain saya belajar tentang cara promosi menggunakan iklan PPC (berbayar).

Cara kerjanya adalah saya mengisi saldo, misalnya Rp 2 juta ke perusahaan iklan, lalu perusahaan iklan tersebut menampilkan iklan saya di blog-blog yang bekerja sama dengan mereka.

Jadi para pengunjung blog itulah yang mengklik iklan, berkunjung ke web kemudian membeli penawaran saya.

Saat itu saya mulai rajin menyisihkan gaji untuk beriklan.

Singkat cerita saya menguasai cara ampuh dalam beriklan. Yang awalnya sempat boncos (rugi) pelan-pelan mendapat banyak penjualan secara konsisten.

Uang hasil komisi yang didapatkan terus saya putarkan kembali menjadi modal iklan.

5. Masalah Slow Response

Sistem penjualannya adalah orang yang tertarik, harus isi form order, lalu mendapat nominal transfer, mereka melakukan pembayaran ke rekening pemilik produk.

Setelah melakukan pembayaran, si pembeli wajib konfirmasi kepada saya, lalu saya meneruskan ke pemilik produk agar invoice diaktifkan.

Setelah diaktivasi barulah pembeli bisa akses produknya.

Masalahnya adalah respon dari si pemilik produk ini sangat lambat bahkan bisa berjam-jam lamanya.

Saya mulai tidak nyaman menerima sms komplain dari pembeli karena invoicenya tidak kunjung diaktivasi.

Padahal saya sendiri terkadang sibuk dengan urusan pekerjaan di kantor atau di lapangan.

Stres itu semakin bertumpuk dan akhirnya saya memutuskan menghentikan aktivitas jualan online.

6. Berhenti Kerja

Dari pengalaman jadi affiliate tersebut membuat saya punya keinginan kuat untuk memiliki produk informasi sendiri.

Tujuannya agar lebih fleksibel dan tidak lagi bergantung dengan pihak lain.

Selain itu dari segi nominal profitnya tentu juga akan jauh lebih besar dibandingkan menjadi affiliate.

Tapi belum sempat belajar membuat produk informasi sendiri ternyata di kantor ada banyak problem yang menyebabkan teman-teman sesama karyawan resign.

Selang beberapa waktu saya juga merasa tidak nyaman dan pada September 2010 saya memutuskan berhenti kerja.

7. Jadi Pengangguran

Saya pulang ke Tangerang.

Setelah beberapa waktu beristirahat, saya mencoba peruntungan memulai usaha di bidang fashion dengan seorang teman lama.

Tapi ternyata usaha tersebut tidak berjalan sesuai harapan dan akhirnya saya kembali disibukan keliling Jakarta mencari pekerjaan.

Hari berganti minggu, lalu berganti bulan saya tidak kunjung dapat pekerjaan baru. Disitu saya merasakan bahwa sulitnya pekerjaan bukanlah omong kosong.

Sampai akhirnya saya mencoba melamar di sebuah pabrik yang memproduksi sepatu Adidas yang lokasinya masih di Tangerang.

Saya diterima dan kemudian mengikuti masa training 3 bulan (Desember 2010 sampai Maret 2011).

Tapi ternyata keberuntungan hanya sesaat, saya tidak lolos masa training. Dan akhirnya saya kembali menganggur.

8. Kerja di Pabrik Kedua

Saat nganggur ini saya tidak bisa fokus menjalankan usaha online karena saya tidak memiliki laptop.

Jadi hanya sesekali ke warnet dan rutinitas harian didominasi kesibukan mencari pekerjaan.

Tidak terhitung berapa map lamaran yang sudah saya sebarkan ke berbagai perusahaan.

Beberapa kali saya ikut tes dan gagal, sempat di terima di beberapa tempat, tetapi tidak melanjutkan karena saya merasa tidak cocok.

Akhirnya September 2011 saya kembali diterima bekerja di sebuah pabrik di bidang polyester serat kain sintesis.

Walaupun masih di Tangerang tapi saya memutuskan untuk kost tidak jauh dari tempat kerja.

Disitu saya mulai membeli laptop dan kembali belajar online marketing.

Mulai dari menjadi dropshipper produk kesehatan (herbal), kaos, buku, bahkan ikut MLM dan sebagainya.

Sampai akhirnya saya kembali menemukan situs yang menjual produk informasi seperti saat 2010.

Saya kembali membelinya.

Kebetulan saat itu si pemilik produk menawarkan upsell layanan done for you berupa produk informasi siap jual lengkap dengan salespage dan sistem membershipnya.

Tentu saja saya tertarik dan mengambil penawaran tersebut.

Singkat cerita saya kembali mengandalkan iklan PPC dan juga mulai berkenalan dengan Facebook Ads untuk mempromosikan produk informasi milik sendiri.

Incomenya lumayan, bahkan seringkali jauh lebih besar dibandingkan gaji saya di pabrik.

Tapi masalah kembali datang, website saya sering error dan setiap kali saya minta perbaikan kepada pembuatnya, saya harus selalu keluar uang.

Karena sudah terlalu bosan dan gak nyaman harus bergantung kepada orang lain, akhirnya saya belajar secara otodidak cara teknis bikin website dari salespage sampai membership.

Saat itu saya belum familiar dengan wordpress, jadi masih menggunakan script HTML, PHP, CSS dll yang lumayan bikin newbie pusing kepala.

Saat masih jatuh bangun berjuang merintis online marketing ini, musibah kembali datang.

November 2014 pabrik tempat saya bekerja mengalami masalah keuangan dan melakukan PHK massal. Terpaksa saya kembali nganggur.

9. Jadi Kuli Proyek

Karena pengelolaan keuangan pribadi saya sangat buruk, saya tidak punya tabuangan bahkan terjerat hutang riba.

Disaat yang bersamaan, usaha online yang saya jalani pun ikut surut dan tidak bisa lagi diandalkan.

Ada satu momen dimana saya harus menjual beberapa barang berharga untuk membayar bunga hutang.

Sampai akhirnya saya merasakan bagaimana rasanya kelaparan dan tidak bisa membeli 1 bungkus nasipun.

Saat itulah seorang teman yang bekerja di bidang instalasi listrik di sebuah proyek pembangunan aparteman menolong saya, memberi makan dan mengajak saya untuk ikut dengannya.

Tanpa pikir panjang saya pun menyanggupinya.

Tentu saja penghasilan menjadi kuli proyek ini jauh di bawah penghasilan saya sebelumnya. Pembayarannya pun tidak selalu tepat waktu.

Hutang tidak terbayar dan terpaksa setiap hari harus kucing-kucingan dengan debt collector.

Penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.

Saya berangkat jam 8 pagi, pulang jam 4 sore tapi jika lembur bisa sampai jam 10 malam.

Sampai tempat kost, saya membersihkan diri dan mulai begadang belajar internet marketing sampai jam 2 malam.

Begitu berulang-ulang hampir setiap hari.

Satu hal yang membuat saya kuat menjalaninya adalah saya yakin bahwa pekerjaan sebagai kuli proyek hanya sementara.

Saya akan menemukan pekerjaan yang lebih baik di internet.

10. Kecelakaan

Ada satu momen sedih yang saya ingat.

Suatu hari saat pulang kerja lembur dari proyek, saya naik motor seperti biasa, melewati jalan raya.

Karena kelelahan dan motor yang butut (tidak ada lampu utama apalagi lampu sein), saat memotong jalan, tiba-tiba saya ditabrak pengendara lain (berboncengan) yang ngebut.

Kami bertiga jatuh dan luka-luka di aspal.

Singkat cerita saya terpaksa berurusan dengan polisi dan rumah sakit.

Meskipun saya menjadi korban, saya tetap diminta pertanggungjawaban biaya rumah sakit dan perbaikan motor si pengendara yang menabrak.

Saya ingat betul bahwa gaji saya 2 minggu di proyek tidak cukup untuk menutupi biaya tersebut. Akhirnya saya kembali meminjam uang kepada seorang karyawan Ayah saya.

Saat itu Ayah saya tidak mau tau karena sudah terlalu sering dan bosan membantu saya terkait masalah keuangan.

Disitulah momen dimana saya menangis, saya merasa cobaan hidup saya begitu berat.

Tubuh saya bergetar dan hati saya bersumpah, saya tidak akan menyerah untuk membuat perubahan.

11. Menikah dan Rezeki Membaik

Juli 2016 saat keuangan saya belum membaik.

Bisa dikatakan, saya berada di titik nol bahkan minus (karena hutang), saya nekad membuat keputusan berani yaitu menikah.

Saya melangsungkan pernikahan di kampung halaman, Cilacap, Jawa Tengah karena memang keluarga besar, termasuk Ibu saya masih disana.

Beberapa hari setelah pernikahan, saya membawa istri ke Tangerang.

Disana istri sempat bekerja dan saya kembali fokus ke mendalami online marketing.

Dibantu tim, saya menekuni dari mulai youtube adsense, jasa penulisan artikel, jasa pembuatan website, berjualan produk fisik di marketplace.

Saya juga mulai rajin mengikuti kontes affiliate produk digital dan menjual produk informasi milik sendiri.

Saya fokus list building, mengumpulkan database calon pembeli dan melakukan email marketing.

Alhamdulillah pintu rezeki terbuka lebar. Jualan online yang saya jalankan memberikan hasil memuaskan dan stabil.

Akhirnya istri berhenti bekerja dan saya fulltime di internet marketing.

Dari penghasilan online ini, saya mencoba melunasi semua hutang-hutang yang ada dan bertekad tidak lagi terjebak dalam perangkap riba.

Oktober 2017, saat istri hamil tua, dan semua urusan di Tangerang selesai, meskipun Ayah saya masih disana, saya memutuskan untuk hidup dan menetap di Cilacap.

Di kampung halaman ini anak pertama saya lahir.

Beberapa sodara saya jadikan tim untuk membantu kembali berjualan berbagai produk.

Saya juga berusaha menambah skill dan project baru termasuk dibidang penyediaan jasa desain, penjualan template desain dan menjadi creator canva.

Dari semua usaha online yang saya jalankan, akhirnya saya bisa membuat rumah, membeli kendaraan, membeli beberapa bidang tanah, dan memiliki tabungan.

Berbagai kebutuhan yang rutin dan mendadak juga bisa saya biayai dengan pengelolaan keuangan yang lebih baik.

Selain itu saya juga bisa berbagi lebih besar dan lebih sering (dibandingkan dulu) kepada mereka yang membutuhkan.

Dan hal yang paling membahagiakan adalah anak kedua saya lahir disaat keadaan sudah membaik.

Saya bisa bekerja secara fleksibel tanpa harus meninggalkan istri dan anak-anak.

12. Pelajaran yang Bisa Diambil

Keberhasilan adalah kesiapan yang bertemu dengan kesempatan.

Jangan bosan untuk selalu belajar, praktek dan meningkatkan skill. Nikmati prosesnya. Tidak perlu putus asa jika hasilnya belum sesuai harapan.

Tugas kita adalah menyiapkan diri sebaik-baiknya. Saat kesempatan tiba, dan Allah mengizinkan, maka mudah baginya untuk membuka kran rezeki dan mengubah keadaan menjadi lebih baik.


Semoga bermanfaat, salam sukses.

April 2022